Kamis, 31 Desember 2009


Para Sahabat Mengenang Gus Dur

Para Sahabat Mengenang Gus Dur

Jenazah mantan Presiden Abdurrahman Wahid dilepas terbang dengan tangis para kolega yang mengenalnya. Gus Dur bagi mereka adalah tokoh pluralisme yang belum ada gantinya.

"Gus Dur adalah tokoh pengusung kebebasan pers. Gus Dur juga yang membuka karakter istana menjadi lebih cair. Kita kehilangan orang yang mengutamakan kemajemukan," kata Wakil Ketua DPR Pramono Anung di Base Ops Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Kamis (31/12/2009).

Pramono tampak berkaca-kaca. Duka juga dirasakan Ketua MPR Taufiq Kiemas yang melepas Gus Dur dari Ciganjur sampai Halim. Dia merasa kehilangan seorang sahabat.

"Saya kehilangan sahabat. Dia sosok yang memperjuangkan kebhinnekaan. Dia paling berani. Komitmennya luar biasa," kata suami Megawati Soekarnoputri itu.

Sementara mantan Ketua MK Jimly Ashiddiqie berharap ada tokoh yang bisa melanjutkan perjuangan Gus Dur. Gus Dur adalah sosok yang sungguh membuat terobosan demokrasi.

"Kita kehilangan. Mudah-mudahan ada yg melanjutkan tradisi kepemimpinan Gus Dur, karena Gus Dur kadang suka melawan arus dan ini dibutuhkan dalam demokrasi. Kita perlu pemimpin seperti dia yang mampu menentukan arah bangsa," pungkas Jimly.

Senin, 27 Juli 2009

Ampun, Jiwaku! - Khalil Gibran

Ampun, Jiwaku! - Khalil Gibran
Mengapa menangis, Jiwaku?
Kaudapatikah kelemahanku?
Air matamu pedih melukai hati,
Sebab kesalahan tidak kusadari.
Sampai kapan engkau meratapi diri?
Selain kata-kata tiada yang kumiliki,
Hasrat keinginanmu, atau petunjukmu.

Pandangi aku, Jiwaku;
Seluruh hidupku tercurah ajaranmu
Betapa pahit deritaku
Mengikuti liku-liku langkahmu.

Hatiku semula megah bersemayam di singgasana.
Tetapi kini meringkuk sebagai hamba sahaya;
Kesadaranku pernah menjadi sahabat setia,
Sekarang berbalik memusuhi beta;
Keremajaanku dahulu harapanku
Tetapi sekarang mengecam kekuranganku.

Mengapa, Jiwaku, begitu banyak tuntutanmu?
Dan kusingkiri kesenangan duniawi,
Dalam mengikuti petunjuk arah.
Yang kaumestikan keturuti.
Cobalah adil padaku, atau panggil Maut,
Tuk membebaskanku.
Sebab Keadilan itu mahkotamu.

Ampun, Jiwaku, ampuni aku!
Telah kauliputi aku dengan Cinta-kasihmu
Hingga tak kuat lagi aku mendukungnya
Kau dan Cinta-kasih tak terpisahkan dalam daya,
Hati dan diriku tak terpisahkan dalam kelemahan
Kapan berakhirnya pergulatan
Antara kekuatan dan kelemahan?

Ampun, Jiwaku, Ampuniku!
T’lah kautunjukkan Kebahagiaan yang berada
Di luar jarak jangkauanku, Kau dan Bahagia
Tinggal di puncak gunung yang menjulang;
Sedangkan sengsara dan diriku tergeletak bersama di dasar jurang.

Kapankah bertemu puncak gunung
Dengan dasar lembah dalam?

Ampuni aku Jiwaku, ampun.
T’lah kauperlihatkan padaku Keindahan, tetapi
Segera kausembunyikan kembali, Kau dan Keindahan hidup dalam cahaya; Kebodohan dan aku terbelenggu bersama dalam kegelapan nyata.
Kapankah tertembus kegelapan
Oleh cemerlang cahaya?

Kegemilanganmu akan tiba bersama Akhirat nanti,
Dan kini kau mengungkapkannya sebagai pendahuluan; tetapi raga ini menderita bersama kehidupan,
Selama berada dalam ruang kehidupan
Inilah, Jiwaku, yang tidak kufahami.

Engkau bergegas terbang menuju alam Keabadian,
Tetapi raga ini hanya merangkak perlahan-lahan;
Ke arah kehancuran. Engkau tidak dapat menunggu
Sedangkan raga tidak dapat dipacu!
Inilah Jiwaku, tanggungan batinku.

Engkau begitu kaya dalam ilmu dan kebijakan
Tetapi raga ini lamban meraih pemahaman.
Engkau tidak menanggung kompromi,
Sedangkan raga tidak mau mengerti,
Inilah, Jiwaku, derita batinku.

Di kesunyian malam engkau mengunjungi
Sang Kekasih, dan menikmati.
Puncak-puncak kebagiaan kebersamaan,
Sedangkan raga ini tertinggal belaka.
Terpanggang benturan dera antara harapan dan perpisahan
Inilah, Jiwaku, ujung siksaan batinku;
Ampuni aku, jiwaku, ampun!

(dari: Lagu Gelombang) 
Penyair: Khalil Gibran

Kenapa perbedaan selalu jadi alasan tuk berpisah..?

Dia selalu bimbang akan dirinya…
Dia selalu bertanya akan mimpi-mimpinya…
Dia selalu berharap itu semua…
Apakah perbedaan yang memisahkan kita…
Aku tahu kita berbeda akan keyakinanku…
Mengapa kau ungkit masalah itu…
Aku tahu kita memang berbeda…
Tapi salahkah jika manantimu…
Salahkah jika aku mencintaimu…
Apakah aku tak berhak atasmu…
Aku tahu kau mencintaiku, akupun begitu…
Kenapa kita tak bisa lewati ini…

Selasa, 21 Juli 2009

Apa Jadinya Kalau Semua Orang Kaya?


Sebagian besar diantara kita pasti ingin menjadi orang kaya, jadi milyuner. Hidup makmur, mobil mewah, rumah megah, istri cantik, dan semua hal yang baik-baik. Tuhan tentu mudah saja menjadikan semua orang kaya raya, Tuhan bisa mengubah semua orang miskin menjadi milyuner hanya dalam sekejap. Akan tetapi, bagaimana kalau semua orang yang hidup di dunia ini kaya raya dan menjadi milyuner? Akan makin sejahterakah hidup kita atau justru sebaliknya?

Seumpama jika kita baru bangun tidur dan mendapati ada segepok uang milyaran rupiah di sisi tempat tidur kita. Ternyata tidak hanya kita yang mendapatkannya, istri anak-anak juga dapat. Pun demikian bapak, ibu, bahkan tetangga kita juga mendapatkannya. Pokoknya, semua orang di dunia mendapat bagian yang sama.

Seperti biasa, sesudah mandi, kita pergi ke meja makan untuk sarapan, tetapi apa mau dikata, ternyata istri belum memasak apa-apa karena sibuk mengurusi uangnya. Tidak kuat menahan lapar, kita bergegas menuju warung terdekat untuk membeli sepiring nasi pecel ditambah segelas teh manis hangat. Sayangnya, ternyata mulai hari itu si penjual nasi pecel menutup warungnya entah sampai kapan karena ia sudah jadi milyuner.

Karena perut belum juga terisi, kita beranjak menuju warung kopi, hendak membeli segelas kopi susu hangat sekedar untuk mengganjal perut dan menghangatkan badan. Akan tetapi, kita terpaksa harus kecewa lagi karena ternyata warung kopi pun sudah ditutup oleh pemiliknya, lagi-lagi karena ia sudah jadi milyuner.

Lalu berniatlah kita puasa di hari itu karena belum makan apa-apa. Dengan lemas, akhirnya kita putuskan untuk pergi ke bank untuk menabungkan rezeki yang tidak diduga-duga tadi dengan mengendarai sepeda motor. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, di tengah jalan ternyata motor kita kehabisan bensin. Mampirlah kita ke pom bensin, tapi sayang tidak ada siapa-siapa di sana, sepi. Mungkin semua karyawan sudah kaya raya sehingga tidak ada yang ingin bekerja di sana lagi. Daripada balik kucing ke rumah, kita berjalan kaki menuju ke bank sambil menjinjing sekarung penuh uang.

Alangkah kecewanya kita saat tiba di bank ternyata juga sepi. Satpam sudah tidak bertugas lagi karena sudah menjadi milyuner sehingga kita harus membuka sendiri pintu bank. Semua karyawan bank, termasuk teller, tidak ada yang bekerja hari itu karena mereka juga sudah bergelar milyuner.

Memang, cerita di atas hanya khayalan, fiksi belaka. Akan tetapi, jika Tuhan berkehendak, Dia bisa saja menjadikan semua manusia kaya raya dengan kekuasaan-Nya.

Berkacalah dari cerita di atas, tidak usah terlalu bernafsu memburu kekayaan duniawi. Kaya harta mungkin tidak selalu mendatangkan manfaat bagi semua orang. Syukurilah apa-apa yang sudah kita punyai. Hancurnya dunia ini antara lain disebabkan oleh karena adanya orang kaya yang menyalahgunakan hartanya. Dengan harta yang mereka miliki, mereka membuat senjata nuklir berbahaya, melubangi gunung untuk diambil emasnya tanpa ada usaha untuk mencegah dampaknya, membabat habis hutan, dan masih banyak lagi.

Ingat, mereka yang tidak terlalu kayalah yang justru banyak membantu kita hidup di dunia fana ini. Ada yang mengenyangkan perut kita dengan berjualan nasi pecel, membantu mengisikan bensin ke kendaraan kita di pom bensin, atau mereka yang menghilangkan dahaga kita dengan menjual es degan atau cincau di pinggir jalan.

Maaf kalau seandainya tulisan ini menyinggung Anda atau siapa saja yang sedang berangan-angan untuk menjadi orang kaya...

Sabtu, 11 Juli 2009

PERKEMBANGAN OTAK ANAK

Pasangan suami -sistri yang baru menikah tentu akan mendambakan datangnya sang anak. Kadang kehadiran anak di alam dunia ini oleh pasangan suami-isteri yang baru, jenis kelamin tak pernah menjadi prioritas utama, laki-laki atau perempuan sama saja. Kegembiraan lsuami-ister akan lahirnya si kecil membawa suasana lebih harmonis dan lebih sempurna. Namun perlu diketahui bersama oleh para pasangan suami-isteri, bahwa perkembangan si kecil terutama perkembangan otaknya perlu mendapat perhatian yang serius baik sebelum proses kelahiran maupun pasca kelahiran. 
Penjelasan Dr. Eddy Supriyadi, Sp.A, dari RS Sardjito Yogyakarta, ada dua komponen dasar dalam perkembangan otak anak, yaitu :
Lingkungan yang aman dan nyaman, adalah lingkungan yang sangat dibutuhkan dalam proses perkembangan otaknya dan berilah respon saat bayi sedang menangis maupun sedang mengoceh;
Pengalaman positif, adalah pengalaman yang diterima setiap hari sangat membantu perkembangan otak anak, antara lain, pengalaman kegiatan bersama anak, kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengajak anak ke pasar atau ke toko sangat penting untuk pembentukan jaringan perkembangan sel otak.. 
Perlu diwaspadai dan diketahui oleh pasangan suami-isteri/orangtua, bahwa saat seorang bayi merasa tertekan, otak akan merespon dengan menghasilkan zat kortisol, dimana kadar zat kortisol yang tinggi akan memperlambat perkembangan otak anak. Artinya, seorang bayi, anak-anak diusahakan dalam hidup dan kehidupannya untuk tidak merasa tertekan akan hidup dan kehidupan orangtuanya maupun lingkungannya.
Dr. Eddy memberikan 10 tips bagi pasangan suami-isteri/orangtua untuk membangun dasar perkembangan otak anak: 
1. Beri perawatan dan kasih sayang yang kuat selama masa kehamilan; 
2. Beri nutrisi yang cukup. Enam bulan pertama kehidupan bayi, berikan kecukupan nutrisi dengan ASI;
3. Berikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak; 
4. Berbicaralah kepada bayi. Buat kontak mata saat berbicara dengan anak. Jangan lupa selalu tersenyum kepada anak; 
5. Bila harus menitipkan anak, carilah tempat penitipan yang bermutu tinggi; 
6. Kenalkan aneka ragam musik pada anak, dan bernyanyilah bersama; 
7. Beri interaksi yang nyata dengan anak demi perkembangan otaknya. Jangan biarkan anak menonton televisi terlalu lama. Batasi waktunya; 
8. Beri ruang bagi anak untuk dapat berinteraksi dengan teman sebaya; 
9. Redakan stres pada orangtua. Orangtua yang mengalami stres cenderung mengalihkan stres kepada anaknya. Bila Anda merasa stres, cobalah bercerita kepada orang yang dekat dengan Anda; 
10. Ingat, otak tidak akan pernah berhenti berkembang. Jadi, beri stimulasi sebanyak-banyaknya secara terus-menerus. 

Teknik Mengatur Jenis Kelamin Anak..

Teknik Mengatur Jenis Kelamin
Jenis kelamin yang Anda inginkan untuk anak Anda saat ini menurut para ahli adalah dengan metode pengaturan diet (konsumsi makanan) dan pengaturan waktu hubungan seksual (sanggama).Pada pengaturan diet, seperti ditegaskan oleh para ahli bahwa bila ibu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung mineral kalium dan natrium, maka kemungkinan untuk melahirkan bayi laki-laki lebih besar. biasanya didapatkan dari garam, buah-buhan, teh, kopi, dan ikan. Sedangkan bila menginginkan anak perempuan, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium. Ini bisa diserap dari kacang-kacangan, susu, serta coklat yang bebas garam. 

Untuk keberhasilan program tersebut, dianjurkan agar pengaturan diet dilakukan 1,5 bulan sebelum saat pembuahan dan dilaporkan angka keberhasilan program tersebut mencapai 84 persen 

Selain program pengaturan diet, upaya mengatur jenis kelamin janin ini juga dapat dilakukan dengan mengatur waktu yang tepat saat hubungan seksual. Pengaturan ini didasari teori yang menjelaskan bahwa bila pada proses pembuahan, sel telur (ovum) dibuahi oleh spermatozoa X, maka akan menghasilkan anak perempuan. Sedangkan bila sel telur tersebut dibuahi oleh spermatozoa Y akan menghasilkan anak laki-laki. 

Selain itu, pengaturan hubungan seksual juga didasari oleh karakteristik spermatozoa Y dan X yang berbeda. Spermatozoa Y berenang lebih gesit dan lebih cepat dibandingkan dengan spermatozoa X. Namun, spermatozoa Y mempunyai umur yang lebih singkat, yaitu hanya dapat bertahan selama satu hari atau paling lama hanya sampai dua hari. Sedangkan spermatozoa X dapat bertahan sampai tiga hari. Oleh karena itu, hubungan seksual yang dilakukan tepat saat ovulasi (lepasnya sel telur dari indung telur), kemungkinan besar akan menghasilkan anak laki-laki.

Sedangkan hubungan seksual yang dilakukan 2-3 hari sebelum ovulasi, kemungkinan besar akan menghasilkan anak perempuan. Keberhasilan dengan pengaturan hubungan seksual ini, dilaporkan mencapai 80 persen.

Namun yang menjadi pertanyaan dengan pengaturan ini, adalah bagaimana mengetahui saat ovulasi tersebut ? Dijelaskan bahwa untuk menentukan masa ovulasi, salah satu caranya adalah dengan mengukur suhu basal tubuh (suhu badan saat baru bangun pagi dan sebelum melakukan aktivitas) secara rutin. Saat ovulasi ditandai dengan penurunan suhu secara mendadak, dan setelah 1-2 hari biasa mengalami kenaikan kembali sekitar 0,5 derajat celcius. Saat ovulasi ini biasanya terjadi sekitar 14 hari sebelum masa menstruasi berikutnya. 

Semua upaya tersebut, tentunya memerlukan ketekunan dari diri Anda dan pasangan Anda. Karena itu, kalau Anda memang berniat melakukannya maka persiapkanlah secara matang. 

Rabu, 10 Juni 2009

JARANG DIUCAPKAN SERING DILAKUKAN

Jarang Diucapkan Sering Dilakukan Kalau diamati mungkin kata yang sangat jarang diucapkan tetapi paling sering dilakukan adalah mengeluh. Fenomenya yang menarik adalah orang hampir selalu mengeluh kepada orang yang tidak dapat melakukan apa-apa atas keluhan yang disampaikan alias mengeluh kepada orang yang salah. Di kantor, orang mengeluh mengenai fasilitas kerja yang kurang baik, pimpinan yang kurang bijaksana, staf yang malas, rekan sekerja yang "tukang jilat", pacar atau pasangan hidup yang cerewet, dan lain-lain.

Di rumah, orang mengeluh kepada saudara, orang tua, dan atau pasangan hidup mengenai perusahaan tempatnya bekerja yang pelit, pimpinan yang licik, rekan sekerja yang cari muka, dan lain-lain. Dari contoh ini, baik di rumah maupun di kantor orang mengeluh kepada orang yang betul-betul tidak tidak dapat melakukan apa-apa atas keluhan tersebut. Keluhan yang disampaikan kepada orang yang salah tidak akan menyelesaikan apa-apa atau mendapatkan apa-apa. Orang melakukan kebiasaan mengeluh karena mereka tahu persis bahwa ada sesuatu yang lebih baik. Orang yang tidak yakin bahwa ada sesuatu yang lebih baik yang bisa diperoleh misalnya fasilitas kerja yang lebih baik, pimpinan yang bijaksana, staf yang rajin, rekan kerja yang bersaing secara fair, pacar atau pasangan hidup yang lebih sayang, penghasilan yang lebih tinggi tidak akan bisa mengeluh. Saya ulangi, orang mengeluh karena mereka tahu persis bahwa ada sesuatu yang lebih baik. Mereka tidak hanya tahu bahwa ada sesuatu yang lebih baik tetapi juga tahu bahwa mereka lebih menyukainya.

Orang mengeluh karena mereka kecewa bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan harapan mereka. Sebenarnya tiada situasi tanpa tanpa harapan, yang ada hanyalah mereka yang bertumbuh tanpa harapan, demikian menurut Marshall Ferdinand Foch. Tetapi mengapa mereka hanya bisa mengeluhkan apa yang mereka tahu lebih baik, lebih menyukainya, dan mengharapkannya? Jawabannya sangat sederhana, karena mengeluh itu sangat mudah untuk dilakukan. Jauh lebih mudah dibandingkan menyampaikan langsung keluhan tersebut kepada orang yang benar-orang yang dikeluhkan atau orang yang dapat membantu memberikan solusi atas keluhan tersebut karena untuk melakukan yang satu ini dibutuhkan keberanian terutama keberanian untuk menghadapi resiko. Resiko dimarahi balik oleh orang yang mendapatkan keluhan atau resiko tidak mendapatkan simpati atas keluhan yang disampaikan atau bahkan tidak mendapatkan solusi yang diharapkan, resiko ditinggalkan pacar atau pasangan hidup, dan sebagainya.

Motivator No. 1 Indonesia, Andrie Wongso menegaskan dalam kata-kata mutiaranya, “Memang di dalam kehidupan ini tidak ada yang pasti. Tetapi kita harus berani memastikan apa-apa yang ingin kita raih.” Ya, keberanian mengambil resiko itu sangat penting karena tanpa keberanian mengambil resiko tidak akan membawa ke tujuan apa pun. Pernahkah Anda mengamati orang mengeluhkan hal-hal yang tidak bisa diperbaiki? Saya rasa tidak, orang hanya mengeluhkan hal-hal yang bisa mereka perbaiki. Orang yang mengeluh karena penghasilannya kecil sebenarnya bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar dengan upayanya sendiri. Orang yang mengeluh perusahaan tempatnya bekerja pelit bisa bekerja di perusahaan lain yang menurutnya tidak pelit. Namun, orang tidak pernah mengeluh karena gunung meletus karena gunung yang meletus di luar kekuasaannya. Jadi, orang tidak akan mengeluhkan hal-hal di luar kekuasaanya. Kalaupun ada orang yang mengeluhkan hal-hal yang di luar kekuasaannya mungkin patut dipertanyakan untuk apa toh apa yang dikeluhkan di luar kekuasaannya.

Mengeluh kepada orang yang salah atau mengeluhkan sesuatu yang di luar kekuasaan adalah hal yang sia-sia. Mari kita simak cerita berikut yang saya kutip dari buku Reach Your Maximum Potential karya Paulus Winarto. Seorang yang senantiasa khawatir menelepon Norman Vincent Peale. “Segalanya kacau dan saya khawatir setengah mati!” katanya. Spontan Peale menjawab, “Mungkin saja, karena Anda khawatir setengah mati, seperti barusan Anda bilang. Anda terapkan pikiran-pikiran yang tidak rasional terhadap urusan-urusan Anda sehingga hasilnya memang buruk.” Pria itu melanjutkan keluhannya, “Segalanya sudah tersapu bersih. Habis sudah. Semuanya sudah habis. Tinggal kekhawatiran saja. Tidak ada apa-apa lagi.” Kali ini, Norman menanggapi dengan nada simpatik, “Saya turut menyesal bahwa istri Anda meninggalkan Anda.” Tentu saja si pria ini bereaksi keras, “Siapa bilang istri saya meninggalkan saya?” “Bagus deh, kalau begitu,” jawab Peale. “Begini. Cobalah hitung-hitung berapa banyak kehilangan Anda dan berapa banyak sisanya.

Mari kita bicarakan dulu apa yang masih tersisa, baru kita diskusikan apa yang hilang,” ajak Peale. “Tak akan ada yang bisa kita bicarakan kalau begitu,” sahut pria itu. “Ya, pertama-tama Anda ‘kan punya aset yang sangat layak. ‘Kan istri setia dan mengasihi Anda. Sayangnya, anak-anak Anda kecanduan narkoba dan dipenjara,” ujar Peale. “Anak-anak saya bukan pecandu narkoba, kok! Mereka anak-anak yang baik dan tidak pernah dipenjara!” sahut pria ini dengan nada serius. “Bagus, dong! Masukkan itu ke dalam daftar aset Anda. Memang berat sih kalau rumah Anda terbakar padahal asuransi Anda sudah kadaluarsa karena Anda tidak punya uang untuk membayar preminya, “ kata Peale. “Dari mana sih Anda dapat informasi yang semuanya keliru itu? Rumah saya tidak terbakar dan uang saya cukup kok untuk hidup,” jawab si pria ini.

Setelah itu, ia mulai memahami tidak ada gunanya mengeluh dan seharusnya ia bersyukur dengan apa yang ia miliki. Izinkan juga saya untuk mengajak Anda menyimak tulisan yang banyak beredar di mailing list atau pun yang dituliskan orang di blog mereka. Sebelum Anda mengeluh coba renungkan beberapa hal ini Sebelum Anda mengatakan kata-kata yang tidak baik, pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali. Sebelum Anda mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan. Sebelum Anda mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan. Sebelum Anda mengeluh bahwa Anda buruk, pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya. Sebelum Anda mengeluh tentang suami atau istri anda, pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup Sebelum Anda mengeluh tentang hidupmu, pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat. Sebelum Anda mengeluh tentang anak-anakmu, pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul.

Sebelum Anda mengeluh tentang rumah Anda yang kotor karena pembantu Anda tidak mengerjakan tugasnya, pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan. Sebelum Anda mengeluh tentang jauhnya Anda telah menyetir, pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan kaki Dan di saat Anda lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan sepertimu. Sebelum Anda menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa dan sempurna Setelah Anda menyimak tulisan di atas, mungkin Anda semakin menyadari betapa bersyukurnya Anda dengan kondisi kehidupan yang Anda miliki saat ini. Bersyukurlah, jangan hanya memusat perhatian Anda pada apa yang tidak Anda miliki sementara dimiliki oleh orang lain.

Bersyukurlah Anda memiliki sepatu atau sandal yang dapat Anda kenakan saat ini, jangan hanya bisa mengeluh sepatu atau sandal Anda kurang bagus sampai Anda melihat orang yang tidak mempunyai kaki. Life is a miracle. Betapa tidak, masih diberikan kehidupan saja harus disyukuri karena setiap detik kehidupan adalah suatu mukjizat dari Yang Maha Kuasa. Bersyukurlah atas kehidupan Anda saat ini. Berhentilah mengeluh dan lepaskan diri Anda dari belenggu yang melilit Anda. Sadarilah bahwa mengeluh tidak akan menyelesaikan apa-apa bahkan hanya akan melukai diri Anda dan dengan mengeluh sebenarnya Anda sedang mempersiapkan diri Anda menjadi orang gagal. Dengan terlalu sibuk mengeluh seseorang secara tidak langsung menutup pengembangan potensi lain dirinya. Dan dengan terus mengeluh seseorang secara tidak sadar sedang menutup pintu persahabatan dengan siapa pun karena secara alamiah tidak seorang pun yang suka memupuk persahabatan dengan orang mengeluh melulu.

Dalam bukunya The Magic of Thinking Big, David J. Schwartz mengatakan, “One may get a little sympathy but one doesn’t get respect and loyalty by being a chronic complainer.” Dengan menjadi pengeluh kronis, orang tersebut mungkin mendapatkan sedikit simpati dari orang lain, tetapi ia tidak akan mendapatkan respek dan loyalitas. Bukanlah suatu hal yang salah jika Anda belum puas dengan apa yang Anda miliki saat ini tetapi ingatlah bahwa sangat tidak terpuji untuk selalu mengeluhkan apa yang belum bisa Anda miliki sementara Anda tahu bahwa apa yang belum Anda miliki tersebut bukanlah satu-satunya halangan untuk mendapatkan apa yang benar-benar ingin Anda miliki. Hanya Anda orang satu-satunya di dunia ini yang bertanggung jawab penuh 100 persen atas hidup Anda. Dalam bukunya The Success Principles, Jack Canfield menceritakan mengenai hal ini. Jack Canfield yang waktu itu bekerja untuk W. Clement Stone. W. Clement Stone adalah seorang multijutawan atas usahanya sendiri yang pada saat itu beraset $600 dan itu jauh sebelum berbagai jutawan dot-com bermunculan pada dekade `90-an. Stone juga merupakan guru kesuksesan nomor satu Amerika.

Ia penerbit Success Magazine, penulis The Success System That Never Fails, dan rekan penulis Success Through a Positive Mental Attitude bersama Napoleon Hill. Ketika saya sedang menyelesaikan masa orientasi minggu pertama saya, Mr. Stone bertanya apakah saya bertanggung jawab 100% atas kehidupan saya. “Saya rasa ya, jawab saya. ”Ini pertanyaan ya atau tidak, anak muda. Hanya ada dua pilihan.” ”Yah, sepertinya saya tidak yakin.” ”Apakah kamu pernah menyalahkan orang lain untuk kejadian apa pun dalam hidupmu? Apakah kamu pernah mengeluh tentang sesuatu?” ”Uh... ya... sepertinya pernah.” ”Jangan dikira-kira. Coba dipikir.” ”Ya, pernah.” ”Baiklah, kalau begitu. Itu berarti kamu tidak bertanggung jawab seratus persen atas kehidupan kamu.

Bertanggung seratus persen berarti kamu mengakui bahwa kamu menciptakan semua yang terjadi pada dirimu. Hal itu berarti kamu mengerti bahwa kamulah penyebab semua pengalamanmu. Jika kamu ingin benar-benar sukses, dan aku tahu kamu sangat ingin, maka kamu akan harus berhenti menyalahkan orang lain dan mengeluh, serta mengambil tanggung jawab penuh atas kehidupanmu-itu berarti semua hasil perbuatanmu, baik kesuksesan maupun kegagalanmu. Itulah syarat menciptakan kehidupan sukses. Hanya dengan mengakuinya-bahwa kamu yang menciptakan semuanya sampai sekarang-kamu bisa mengambil alih kendali untuk menciptakan masa depan yang kamu inginkan. "Begini, Jack, jika kamu menyadari bahwa kamu telah menciptakan kondisimu sekarang, kamu bisa membongkar dan menciptakannya kembali sesukamu. Kamu mengerti?" "Ya, Pak, saya mengerti." "Apakah kamu bersedia bertanggung jawab seratus persen atas hidupmu?" "Ya, Pak, saya bersedia!" Ada cukup banyak orang yang dengan kondisi yang lebih buruk daripada Anda namun berhasil mencapai apa yang mereka impikan. Kalau cukup banyak orang yang mempunyai batasan yang sama bahkan lebih buruk daripada Anda namun ternyata bisa sukses berarti Anda juga bisa sukses.

Bertanggungjawablah 100 persen atas kehidupan Anda untuk menciptakan apa yang Anda impikan. Bertanggung jawab 100 persen berarti Anda harus berhenti berdalih dan mengeluh. Ingatlah selalu bahwa Anda sendirilah orang yang bertanggung jawab penuh atas semua yang tidak dan terjadi kepada Anda. Ingatlah apa yang dikatakan oleh Winston Churchill bahwa harga sebuah kebesaran adalah tanggung jawab. Lakukanlah hal yang berbeda (berhentilah mengeluh dan bertanggung jawab 100 persen atas kehidupan Anda) untuk mendapatkan hasil yang berbeda (apa yang Anda impikan) karena jika Anda melakukan hal-hal yang sama, maka sudah pasti Anda akan mendapatkan hasil yang sama.

Berdoalah seperti yang pernah diungkapkan oleh Reinhold Niebuhr, ”Tuhan berikan saya kemampuan untuk mengubah sesuatu yang dapat saya ubah, dan kesediaan untuk menerima sesuatu yang tidak adapat saya ubah, dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaan antara keduanya.”